Analisis usaha merupakan sebuah cara untuk mengetahui
tingkat kelayakan suatu jenis usaha yang akan kita lakukan, menilai
kelangsungan usaha, stabilitas, profitabilitas dari suatu usaha, sub usaha
atapun proyek. Tindakan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui seberapa
tinggikah tingkat keuntungan yang dihasilkan dan berapa lamakah waktu yang
dibutuhkan untuk mengembalikan biaya investasi maupun titik impasnya. Dengan
mengetahui hal tersebut diatas, berbagai macam tindakan antisipasi dalam rangka
untuk memperbaiki dan meningkatkan keuntungan juga dapat dilakukan apabila kita
melakukan tindakan analisa usaha ini.
KONSEP USAHA BUDIDAYA /PENGGEMUKAN SAPI
Konsep usaha dalam budidaya dan penggemukan sapi ini dilakukan dalam skup kelompok, dimana
pengelolaan kegiatan usaha dilakukan oleh kelompok itu sendiri dengan diawasi
dan di manage oleh pengurus kelompok, mulai dari pemberian pakan, pemeliharaan
dan pengolahan limbah ternak.
Pola pembagian hasil dalam budidaya sapi dilakukan dengan istilah ( Mamaro),
sebagai contoh bila seorang petani menernak 4 ekor sapi betina, dan sudah
melahirkan akak masing-masing satu ekor, maka 2 ekor akan menjadi hak petani
pemelihara dan 2 ekornya akan di berikan kepada kelompok. Sedangkan untuk penggemukan
sapi yakni dengan pola bagi hasil 60% :
40% dimana dari Keuntungan bersih 60% adalah hak petani sebagai pengelola dan 40%
akan menjadi hak kelompok sebagai pemilik modal.
Berikut ini adalah beberapa poin yang harus dapat dihitung
dan diketahui secara pasti, yaitu :
1. ANALISIS LABA/RUGI
Dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui besarnya keuntungan atau kerugian dari
usaha pembibitan dan pengemukan sapi
yang akan dikelola. Pada dasarnya, sebuah
usaha dinyatakan untung apabila nilai penerimaan lebih besar daripada total
pengeluaran.
Rumus : Laba/Rugi = Penerimaan – Total Biaya ( Tetap + Variabel )
2. REVENUE COST RATIO (R/C)
Dilakukan dengan tujuan untuk melihat keuntungan relatif dalam sebuah usaha
budidaya dan penggemukan yang diperoleh dalam tahun terhadap biaya yang
dikeluarkan dalam kegiatan usaha
tersebut. Pada dasarnya, sebuah usaha
dikatakan layak apabila nilai R/C lebih besar daripada 1 dikarenakan hal ini
menggambarkan semakin tinggi nilai R/Cnya maka tingkat keuntungan suatu usaha
juga akan semakin tinggi.
Rumus : R / C = Penerimaan : Total Biaya ( Tetap + Variabel )
3. PAYBACK PERIOD (PP)
Dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui waktu yang dibutuhkan untuk
mengembalikan semua biaya investai yang telah dikeluarkan untuk sebuah usaha
budidaya dan penggemukan sapi.
Rumus : PP = ( Total Investasi x 1 tahun ) : Keuntungan
4. BREAK EVENT POINT (BEP)
Dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui berapa batas nilai produksi atau
besarnya volume produksi sebuah usaha budidaya dan penggemukan sapi untuk
mencapai titik tidak untung maupun tidak rugi ( impas ). Pada dasarnya, sebuah
usaha dinyatakan layak apabila nilai BEP produksi lebih besar daripada jumlah
unit yang sedang diproduksi saat itu atau BEP harganya lebih kecil daripada
harga yang sedang berlaku saat itu.
Rumus : BEP Produksi = Total Biaya : Total Produksi, atau
BEP Harga =
Total Biaya : Harga Penjualan
Demikian analisa yang kami rangkum dari berbagai sumber dan hasil pelatihan
yang telah kami ikuti melalui DINAS PETERNAKAN KABUPATEN BREBES