Senin, 15 September 2014

Analisa Usaha Budidaya dan Penggemukan Sapi




Analisis usaha merupakan sebuah cara untuk mengetahui tingkat kelayakan suatu jenis usaha yang akan kita lakukan, menilai kelangsungan usaha, stabilitas, profitabilitas dari suatu usaha, sub usaha atapun proyek. Tindakan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui seberapa tinggikah tingkat keuntungan yang dihasilkan dan berapa lamakah waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan biaya investasi maupun titik impasnya. Dengan mengetahui hal tersebut diatas, berbagai macam tindakan antisipasi dalam rangka untuk memperbaiki dan meningkatkan keuntungan juga dapat dilakukan apabila kita melakukan tindakan analisa usaha ini.
KONSEP USAHA BUDIDAYA /PENGGEMUKAN SAPI
Konsep usaha dalam budidaya dan penggemukan sapi  ini dilakukan dalam skup kelompok, dimana pengelolaan kegiatan usaha dilakukan oleh kelompok itu sendiri dengan diawasi dan di manage oleh pengurus kelompok, mulai dari pemberian pakan, pemeliharaan dan pengolahan limbah ternak.
Pola pembagian hasil dalam budidaya sapi dilakukan dengan istilah ( Mamaro), sebagai contoh bila seorang petani menernak 4 ekor sapi betina, dan sudah melahirkan akak masing-masing satu ekor, maka 2 ekor akan menjadi hak petani pemelihara dan 2 ekornya akan di berikan kepada kelompok. Sedangkan untuk penggemukan sapi  yakni dengan pola bagi hasil 60% : 40% dimana dari Keuntungan bersih 60% adalah hak petani sebagai pengelola dan 40% akan menjadi hak kelompok sebagai pemilik modal.
Berikut ini adalah beberapa poin yang harus dapat dihitung dan diketahui secara pasti, yaitu :
1. ANALISIS LABA/RUGI
Dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui besarnya keuntungan atau kerugian dari usaha pembibitan dan pengemukan sapi  yang akan dikelola. Pada dasarnya, sebuah usaha dinyatakan untung apabila nilai penerimaan lebih besar daripada total pengeluaran.

Rumus : Laba/Rugi = Penerimaan – Total Biaya ( Tetap + Variabel )

2. REVENUE COST RATIO (R/C)
Dilakukan dengan tujuan untuk melihat keuntungan relatif dalam sebuah usaha budidaya dan penggemukan yang diperoleh dalam tahun terhadap biaya yang dikeluarkan dalam kegiatan usaha  tersebut. Pada dasarnya, sebuah usaha dikatakan layak apabila nilai R/C lebih besar daripada 1 dikarenakan hal ini menggambarkan semakin tinggi nilai R/Cnya maka tingkat keuntungan suatu usaha juga akan semakin tinggi.

Rumus : R / C = Penerimaan : Total Biaya ( Tetap + Variabel )

3. PAYBACK PERIOD (PP)
Dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan semua biaya investai yang telah dikeluarkan untuk sebuah usaha budidaya dan penggemukan sapi.

Rumus : PP = ( Total Investasi x 1 tahun ) : Keuntungan

4. BREAK EVENT POINT (BEP)
Dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui berapa batas nilai produksi atau besarnya volume produksi sebuah usaha budidaya dan penggemukan sapi untuk mencapai titik tidak untung maupun tidak rugi ( impas ). Pada dasarnya, sebuah usaha dinyatakan layak apabila nilai BEP produksi lebih besar daripada jumlah unit yang sedang diproduksi saat itu atau BEP harganya lebih kecil daripada harga yang sedang berlaku saat itu.

Rumus : BEP Produksi = Total Biaya : Total Produksi, atau BEP Harga = Total Biaya : Harga Penjualan

Demikian analisa yang kami rangkum dari berbagai sumber dan hasil pelatihan yang telah kami ikuti melalui DINAS PETERNAKAN KABUPATEN BREBES

Dengan semangat kebersamaan untuk membangun masa depan kelompok yang lebih baik

 Semangat kebersamaan

Saat menerima kunjungan Dekan Fakultas Peternakan UNSWAGATI Cirebon
Suasana di kandang komunal

Papan Nama Kelompok